03 Januari 2010

Tujuh Puluh Lilin





Suatu kali, seorang darwis bertamu kerumah Ahmad dan diterima dengan hangat. Ahmad menyalakan tujuh puluh buah lilin. " ini tidak menyenangkanku," kata Darwis. "Sibuk dengan hal-hal remeh tidak ada kaitannya dengan sufisme." "Kalau begitu, pergilah," kata Ahmad, "dan padamkan setiap lilin yang aku menyalakan bukan karena Allah."
Sepanjang malam si Darwis menyiramkan air menaburkan tanah, namun tak satupun lilin berhasil dia padamkan. "Mengapa engkau terkejut?" kata Ahmad pada Darwis itu keesokan paginya. "Ikutlah denganku, dan engkau akan melihat hal-hal yang memang patut membuat takjub."
Mereka pun pergi dan tiba di depan pintu sebuah gereja. Saat para gerejawan kristen melihat Ahmad bersama temannya, kepala gerejawan mengundang mereka untuk masuk. Ia menyajikan makanan di meja dan mempersilakan Ahmad untuk makan. "Para sahabat tidak makan bersama para musuh," ujar Ahmad dengan hormat. "Tawarkan Islam kepada kami," kata sang gerejawan.
Maka Ahmad pun menawarkan Islam kepada mereka. Tujuh puluh gerejawan, akhirnya menerima Islam. Malam itu, Ahmad bermimpi. Dalam mimpinya itu, Allah berbicara padanya, "Ahmad, engkau menyalakan tujuh puluh lilin untukku. Kini Aku telah menyalakan untukmu tujuh puluh hati dengan cahaya iman."