24 November 2009

Ketidaksuburan Pasutri, 40% Dari Faktor Suami


Perempuan sering kali disalahkan jika selama masa pernikahan yang cukup matang belum juga dikaruniai momongan. Disadari atau tidak, tak selamanya masalah kesuburan selalu ada pada wanita. Dalam seminar bertajuk “Becoming Pregnant” yang diadakan di Gading Pluit Hospital beberapa waktu lalu, masalah kesuburan bisa juga terjadi pada pria.
“Jika selama menikah belum dikaruniai momongan, bisa jadi ada masalah fertilitas baik dari perempuan maupun laki-lakinya,” ujar Dra. Laksmi Wingit Ciptaning, M.Si, embriologist dari Teratai Fertility Clinic di rumah sakit tersebut.
Laksmi mengatakan, masalah ketidaksuburan pada pasangan 45% berasal dari faktor istri, 40% dari faktor suami, dan 15 % sisanya dari faktor yang tidak diketahui. Kesempatan yang baik untuk hamil berada pada satu tahun pertama, yakni seharusnya kehamilan sudah bisa terjadi jika suami istri melakukan hubungan suami istri secara teratur (sekitar 2-3 kali dalam seminggu), dan tidak menggunakan alat kontrasepsi.
Masalah kesuburan pada perempuan seperti banyak diketahui berupa adanya kista, masalah pada indung telur, dan berbagai macam masalah yang menyebabkan wanita berisiko jika hamil. Sedangkan pada pria, salah satu kendalanya adalah pada masalah sperma yang dihasilkan testis. “Bisa jadi masalahnya terdapat pada kualitas sperma yang kurang, baik dari segi jumlahnya, volume, bahkan tingkat kekentalannya,” ujar Laksmi.
Untuk mengukur kualitas sperma, tidak bisa dilakukan dengan kasat mata melainkan harus dengan pemeriksaan makroskopis. Jika normalnya setiap bulan seorang wanita mengasilkan bakal telur sekitar 300 ribu - 400 ribu, untuk sperma paling tidak 20 juta per milimeter.
“Untuk jumlah standar dari WHO sekitar 20 juta per milimeter, bergerak progres, dan dengan bentuk normal,” tambah Laksmi. Bentuk normal dari sperma biasanya berkepala agak lonjong dan memiliki ekor yang panjang, karena bentuk sperma sudah didesain secara khusus untuk dapat menembus indung telur yang sudah siap dibuahi.